Gangguan kepribadian antisosial
secara sederhana yaitu ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi normal sosial
yang berlaku, misalnya perlikau kriminal terus menerus. Berbeda dengan anggapan
beberapa orang dalam beberapa jokes bahwa antisosial adalah mereka yang sibuk
dengan handphone atau mereka yang memiliki kesulitan dalam bersosialisasi, pada
kenyataannya, antisosial dimaksudkan bagi seseorang yang kesulisan memenuhi
norma sosial. Nah dengan definisi ini saya harap tidak ada lagi yang melabel
temannya yang kesulitan bersosialisasi dengan anti sosial ya.
Pasien dengan gangguan antisosial
ini dapat mengecoh bahkan psikiater/psikolog yang paling berpengalaman.
Kemampuannya untuk menyembunyikan perasaan ketegangan, kepalsuan, iritabilitas,
dan kemarahan dapat ditutupi bahkan diperlihatkan dalam wajah yang tenang dan
dapat dipercaya. Para pelaku kejahatan yang berasal dari kepribadian ini dapat
terlihat sangat baik dan bersahabat oleh tetangga dan orang sekitarnya, namun
dengan tega dapat melakukan pembunuhan berantai tanpa rasa bersalah.
Pasien dengan gangguan
kepribadian ini seringkali tampak sangat normal bahkan mempesona dan
menyenangkan. Namun jika dilihat di masa anaknya dapat terungkap masalah
masalah khas seperti kabur dari rumah, penggunaan obat dan alkohol, mencuri,
berkelahi. Pasien ini mampu membuat lawan jenisnya mudah tertarik dengan
perilakunya yang manis dan menarik, namun akan menganggap sesama jenisnya itu
manipulatif atau menuntut. Cara pasien ini memandang orang dari jenis
kelaminnya adalah gambaran dia melihat dirinya sendiri yang memang manipulatif.
Laki laki 3 kali lebih banyak mengalami gangguan kepribadian anti sosial
dibandingkan perempuan.
Orang dengan gangguan ini tidak dapat
berkata jujur ataupun dapat dipercaya untuk melakukan tugas tugas yang terikat
moral. Kesukaan berganti ganti pasangan, menganiaya pasangan, penganiayaan
anak, mabuk, tanda tanda kecil seperti ini mengindikasikan perilaku antisosial
yang perlu dilihat lebih jauh. Tanda tanda ketidakmampuan ini bahkan bisa
dilihat bahkan sebelum anak mencapai usia 15 tahun dan diagnosis baru boleh
ditegakkan paling tidak saat usianya 18 tahun.
Melihat tindak kriminal atau pada
laki laki yang kesulitan bertanggung jawab secara moral dan finansial, akrab
dengan penipuan, tidak memiliki rasa penyesalan, tidak mengindahkan keselamatan
diri sendiri maupun orang lain saat berlalu lintas, perlu penanganan yang lebih
menyeluruh. Penjara jarang memberikan hasil yang baik pada mereka dengan
gangguan kepribadian ini. Rawat inap di rumah sakit jiwa dengan psikoterapi
terkontrol juga perlu dipikirkan selain penjara.
Sebelum menutup gangguan
kepribadian antisosial ini saya mau menyampaikan beberapa fakta menarik:
·
85% remaja yang berada dipenjara tumbuh tanpa
peran ayah
·
80% pemerkosa yang melakukannya sebagai ekspresi
kemarahan tumbuh tanpa ayah
·
90% anak jalanan yang kabur dari rumah berasal
dari keluarga tanpa peran ayah
·
63% bunuh diri datang dari keluarga tanpa peran
ayah
·
Anak yang tumbuh tanpa peran ayah, dua kali
lebih berisiko mengalami drop out di sekolah
Menghadapi tren anak punk,
preman, geng motor kita perlu melihat lebih jauh dari sekedar kenakalan remaja
atau tindak kriminalitas. Anak anak ini adalah hasil didikan generasi kita.
Generasi yang dengan kejam membiarkan anak tumbuh tanpa peran ayah karena ayah
ditugaskan sekedar mencari uang. Atau ketidakmampuan ayah untuk menjalin
keakraban dengan anak. Tulisan ini tidak mengecilkan peran ibu, namun didasari
karena peran ibu jarang mengalami disfungsi, sedangkan peran ayah belakangan
sudah sangat berantakan. Mari kembalikan peran ayah.
Tidak ada komentar